Menu
Value Investing Untuk Pemula

Value Investing Untuk Pemula

Timothy Ronald

207,206 views 1 month ago

Video Summary

Video ini membahas konsep value investing untuk pemula, menekankan pentingnya investasi jangka panjang dibandingkan sekadar menabung karena adanya inflasi dan kekuatan bunga berbunga (compounding interest). Investor adalah alokator modal yang membeli saham sebagai kepemilikan di sebuah perusahaan, bukan sekadar simbol atau angka di chart.

Konsep value investing berakar dari Benjamin Graham dan dipopulerkan oleh Warren Buffett, yang mengajarkan untuk membeli aset ketika harganya sedang didiskon oleh pasar (Mr. Market) namun nilainya tetap tinggi secara intrinsik. Investor harus fokus pada fundamental perusahaan, mencari sektor yang kuat seperti perbankan, konsumer, dan energi, serta memperhatikan laba bersih dan economic mode perusahaan.

Analisis dilakukan melalui pendekatan kualitatif (manajemen, corporate presentation, economic mode) dan kuantitatif (laporan keuangan, return on equity). Valuasi sederhana seperti metode relatif disarankan untuk menemukan margin of safety dan menghindari risiko kerugian. Strategi investasi umumnya melibatkan diversifikasi portofolio, kepemilikan saham jangka panjang, dan penjualan hanya jika terjadi penurunan laba drastis atau perusahaan tidak lagi sesuai ekspektasi.

Short Highlights

  • Konsep value investing menekankan investasi jangka panjang untuk melawan inflasi dan memanfaatkan compounding interest.
  • Saham merepresentasikan kepemilikan di perusahaan, dengan keuntungan berupa dividen dan potensi kenaikan harga.
  • Value investing melibatkan pembelian aset saat pasar sedang mengalami diskon (Mr. Market) dan nilai intrinsiknya tetap tinggi.
  • Analisis fundamental meliputi kualitatif (manajemen, economic mode) dan kuantitatif (laporan keuangan, return on equity).
  • Portofolio ideal melibatkan diversifikasi (misal, 70% saham, 20% RDPU, 10% kas), kepemilikan jangka panjang, dan penjualan strategis saat terjadi penurunan laba drastis.

Key Details

Konsep Dasar Value Investing [00:00]

  • Banyak permintaan untuk kelas tentang value investing.
  • Materi kelas ini diambil dari slide yang dibuat 5 tahun lalu untuk membuktikan ilmu value investing tetap relevan dan dapat dipraktikkan.
  • Gaya investasi pembicara adalah sebagai investor jangka panjang, bukan trader.
  • Konsep value investing tidak akan berubah dalam 5 hingga 50 tahun ke depan.

Teman-teman. Jadi, banyak banget ini yang request ke gua pribadi. Tolong dong bikinin kelas ya tentang value investing.

Menabung vs. Investasi & Compound Interest [01:22]

  • Investasi diperlukan karena uang dicetak (inflasi) dan nilainya berkurang jika hanya ditabung.
  • Contoh: Rp100 juta yang ditabung dengan inflasi 3-5% per tahun akan berkurang nilainya menjadi Rp95 juta tahun depan dalam daya beli.
  • Investasi memungkinkan pemanfaatan compounding interest (bunga berbunga), yang disebut sebagai keajaiban dunia kedelapan oleh Albert Einstein.
  • Contoh: Rp100 juta dengan bunga 15% per tahun selama 50 tahun akan menghasilkan nilai yang luar biasa.
  • Pembicara mulai berinvestasi pada usia 14 tahun, sementara Warren Buffett pada usia 11 tahun.

Kita tahu, kalian udah di sini sudah paham bahwa uang itu dicetak ya. Ada yang namanya inflasi.

Risk and Return [02:52]

  • Semakin tinggi risiko yang diambil, semakin tinggi potensi return yang didapatkan.
  • Tingkatan risiko dari terendah ke tertinggi: cash, RDPU (reksa dana pasar uang) / deposito, obligasi, saham, private equity, venture capital, dan crypto.
  • Cash paling aman tetapi terpapar inflasi.
  • RDPU dan deposito memberikan return sekitar 5% dan 4-5% (dipotong pajak).

Semakin tinggi resiko yang kalian mau ambil, ya, semakin tinggi return yang kalian akan dapatkan.

Tugas Investor [03:38]

  • Tugas investor adalah sebagai alokator kapital (capital allocator).
  • Contoh pembicara: mengelola investasi pribadi melalui family office fund.
  • Awalnya memulai investasi dengan Rp2 juta.
  • Alokasi kapital mencakup berapa banyak yang ditempatkan di cash, perusahaan terbuka, perusahaan private, dan venture capital.
  • Dua tujuan utama investor: compounding capital dan alokasi kapital yang tepat.

Jadi, gua tuh punya family office fund ya, yang ini kantor ini. Kalian lihat tujuannya gua di kantor ini apa. Gua itu mengolah mengelola investasi gua pribadi ya, mengelola portofolio gua pribadi.

Apa Itu Saham? [04:27]

  • Saham bukan hanya ticker symbol, chart, atau angka, melainkan representasi kepemilikan di sebuah perusahaan.
  • Contoh: Memiliki restoran bersama teman, membagi saham 50:50 dengan modal Rp500 juta dapat menghasilkan valuasi Rp1 miliar.
  • Membeli saham perusahaan private atau perusahaan Tbk (terbuka) memiliki konsep yang sama, yaitu kepemilikan di sebuah perusahaan yang berjalan.

Saham itu bukan kalian pikir ya tikker simbol grafik angka itu nanti dulu ya. Saham itu belakangnya adalah sebuah perusahaan.

Keuntungan Membeli Saham [05:46]

  • Keuntungan utama adalah mendapatkan dividen, yaitu pembagian hasil keuntungan perusahaan kepada pemegang saham.
  • Contoh: Mendapatkan dividen dari Coca-Cola seperti Warren Buffett.
  • Contoh pribadi: Mendapatkan dividen dari BBCA senilai ratusan juta rupiah, bahkan bisa setara dengan gaji yang lebih besar dari manajer di perusahaan tersebut.
  • Investor menjadi pemilik perusahaan dan dapat menikmati keuntungan tanpa harus bekerja secara operasional.

Kalau kalian silakan kalian Google sendiri Timothy Ronald BBCA itu kan sempat ke bocor kemarin di beberapa berita salah satu securitas gua pegang 11 juta lembar itu di mana dividennya tuh sekitar 300-an juta cuman dari posisi yang satu itu.

Siapa Pencipta Value Investing? [07:22]

  • Guru pembicara adalah Warren Buffett.
  • Guru Warren Buffett adalah Benjamin Graham.
  • Investor hebat lainnya yang menjadi panutan: Billman (versi muda Warren Buffett), dan Sandiaga Uno di Indonesia (masuk 50 orang terkaya).
  • Konsep value investing terbukti dapat diterapkan dan menghasilkan kesuksesan di Indonesia.

Jadi, kalau kalian tanya guru gua siapa, gua hanya belajar sama satu orang yaitu Warren Buffett. Warren Buffett hanya belajar sama satu orang namanya Benjamin Graham.

Konsep Value Investing & Mr. Market [08:20]

  • Pasar modal (Tbk) seperti agen properti (Mr. Market) yang setiap hari menawarkan harga yang fluktuatif untuk sebuah aset (misal, rumah senilai Rp1 miliar).
  • Terkadang Mr. Market menawarkan harga lebih rendah dari nilai intrinsiknya (diskon), dan saat itulah kesempatan bagi investor untuk masuk.
  • Manusia cenderung emosional, bergerak antara exuberance (euforia) dan panik, membuat pasar tidak selalu efisien.
  • Investor harus membeli ketika orang lain panik dan berpikir kontrarian ketika pasar euforik.

Value investing itu simpel ya. pasar modal ini kan kita ngomongin yang Tbk ya, yang terbuka ini kayak ibaratnya kayak ada orang gitu nawarin kalian misalkan kalian punya rumah ketika kalian punya rumah harganya R miliar ya rumah yang kalian milikin R miliar itu itu sebenarnya harganya fluktuatif.

Mr. Market Bekerja (Contoh BNI) [09:40]

  • Manusia tidak selalu rasional; saat krisis, aset bisa terdiskon jauh.
  • Contoh: Saham perbankan yang terdiskon saat COVID-19 di tahun 2020.
  • Pembelian saham BNI pada harga Rp2.300 saat itu terbukti menguntungkan dua kali lipat atau lebih dalam beberapa tahun.
  • Investasi di pasar modal dengan strategi value investing terbukti lebih menguntungkan daripada bisnis konvensional (restoran) dalam jangka waktu pendek.
  • Warren Buffett pernah menjadi orang terkaya di dunia karena strateginya membeli aset saat murah, seperti American Express dan Coca-Cola.

Jadi, kalau teman-teman waktu itu ikut webinar gua di sini ya ikut kelas gua ibaratnya kalian ikut kelas gua, kalian mendapatkan keuntungan yang luar biasa. Kalian dobelin uang kalian gitu.

Screening Perusahaan (Sektor yang Baik) [12:54]

  • Sektor yang cenderung lebih baik di negara berkembang seperti Indonesia:
    1. Perbankan: "Satu-satunya bisnis yang worth untuk dikerjakan adalah bisnisnya uang" (Nixon Rothschild). Bank selalu menjadi perusahaan besar di berbagai negara. Indonesia diproyeksikan menjadi GDP keempat terbesar di dunia pada 2050, yang akan sangat menguntungkan sektor perbankan.
    2. Konsumer: Karena masyarakat Indonesia suka konsumsi.
    3. Energi: Negara ini kaya sumber daya alam seperti batu bara dan sawit.
  • Cara melihat industri orang kaya di Indonesia (top 50) untuk mencari kisi-kisi industri yang menjanjikan.

Jadi cari sektor yang baik ya. Salah satu sektor yang baik itu gua kasih kisi-kisinya itu adalah bank ya di negara apalagi negara seperti Indonesia.

Fundamental Bisnis: Laba Bersih & Timing [14:28]

  • Kepercayaan investor: Bisnis adalah mesin pencetak uang, dan laba bersih mendorong harga perusahaan.
  • Perusahaan dengan valuasi tinggi tetapi tanpa laba bersih yang signifikan tidak akan bertahan dalam jangka panjang.
  • Contoh perusahaan dengan laba bersih besar: Saudi Aramaco, Google.
  • Penting untuk menemukan momen saat perusahaan terdiskon (timing).
  • Contoh: BCA pada tahun 2020 memiliki laba bersih Rp20 triliun, namun harganya sangat terdiskon. Saat ini laba bersihnya jauh lebih tinggi, dan harganya pun meningkat signifikan.

Bisnis itu bisnis itu mesin pencetak uang. Jadi, laba bersih itu akan mendorong yang namanya harga perusahaan.

Analisis Fundamental: Kualitatif vs. Kuantitatif [15:56]

  • Kualitatif:
    • Manajemen: Lihat aksi nyata mereka, bukan hanya ucapan di podcast. Periksa corporate presentation dari tahun-tahun sebelumnya untuk melihat apakah janji mereka terealisasi.
    • Economic Mode: Kekuatan kompetitif bisnis yang melindunginya dari pesaing (misal, economic mode Google sangat kuat, sulit ditiru). Restoran modal Rp1 miliar tidak memiliki economic mode yang kuat karena mudah ditiru. BCA memiliki economic mode yang sangat kuat.
  • Kuantitatif:
    • Laporan Keuangan: Analisis neraca, laporan laba rugi, dan arus kas seperti seorang dokter menganalisis pasien.
    • Return on Equity (ROE): ROE di atas 15-20% menunjukkan manajemen yang kompeten.
    • Latar Belakang Manajemen: Periksa kejujuran dan rekam jejak mereka.

Mulut itu murah gitu. Tapi kelakuan tuh yang penting. Apakah mereka ngelakuin apa yang mereka omongin di corporate presentation?

Valuasi Perusahaan Sederhana [20:12]

  • Metode valuasi relatif adalah cara sederhana tanpa perlu metode rumit seperti discounted cash flow.
  • Jika valuasi tidak bisa dihitung sederhana, kemungkinan investor tidak mengerti perusahaannya.
  • Contoh: Analisis nilai buku saham BNI pada tahun 2020. Harga saham (setelah stock split) Rp2.880 jauh di bawah nilai buku per saham Rp5.920, menandakan diskon 30-40% (margin of safety).
  • Hasilnya, investasi tersebut terbukti menguntungkan, melipatgandakan uang dalam 5 tahun.

Nah, ini ada cara yang paling sederhana yaitu namanya metode valuasi relatif. Jadi kalian enggak perlu pakai discounted cash flow, kalian enggak perlu pakai yang ribet-ribet.

Strategi Investasi & Portofolio [22:55]

  • Charlie Munger menyarankan hanya perlu 3 perusahaan untuk hidup sejahtera (misalnya, Berkshire Hathaway, Costco, Apple).
  • Bagi investor pemula, 3 posisi saham sudah cukup.
  • Cari perusahaan yang murah, laba bersih besar, dan memiliki economic mode yang kuat.
  • Contoh portofolio tahun 2020: BCA, DSSA, BNI. Investasi di DSSA memberikan hasil yang sangat luar biasa.
  • Manajemen portofolio: 70% di saham, 20% di RDPU, 10% di cash.
  • Penting memiliki cash buffer (sekitar 20%) untuk memanfaatkan peluang menarik saat ada diskon dan menghindari risk of ruin (risiko kebangkrutan).

Jadi, cukup tiga ya. Kalau kalian itu punya teman yang pengusaha usaha terus dia bilang, "Oh, dia punya tiga usaha itu udah banyak sekali. Tiga itu udah banyak sekali.

Kapan Menjual Saham? [25:18]

  • Saham seperti BCA biasanya tidak dijual, dibiarkan tumbuh hingga 10-20 tahun ke depan.
  • Jual jika:
    • Perusahaan mencapai nilai intrinsiknya tetapi masih jauh di bawah proyeksi jangka panjang (misal, Indonesia menjadi GDP terbesar keempat pada 2050).
    • Terjadi penurunan laba secara drastis dan signifikan yang tidak sesuai ekspektasi.
  • Jika tidak mengerti fundamental perusahaan (misalnya, apa bisnis BNI, loan-nya ke mana), investor pemula cenderung panik dan menjual saat rugi.

Atau, nah ini bisa dijual nih atau ada penurunan laba secara drastis. Nah, ini yang bisa kalian lihat nih, gitu.

Investasi yang Benar [26:49]

  • Investasi tidak ribet jika investor memahami apa yang dibeli, yaitu perusahaan.
  • Lakukan riset fundamental: bisnis perusahaan, laba bersih, ROE, posisi neraca, aset, utang, dan debt to equity ratio.
  • Melihat chart atau kode broker saja adalah cara berpikir anak kecil yang akan menghasilkan uang receh.
  • Investor sukses seperti Sandiaga Uno dan Pak Yos menggunakan gaya value investing dengan melihat fundamental perusahaan.
  • Pembicara mempraktikkan value investing selama 11 tahun dan asetnya tumbuh pesat.

Jadi, investasi itu tidak ribet ya. Kalian tahu bahwa apa yang kalian beli itu perusahaan ya kita lihat fundamentalnya seperti apa. Kita lakuin PR-nya.

Other People Also See