Menu
KEJADIAN 13 TAHUN LALU VIRAL LAGI ,PEMAIN FTV INI DIDUGA TDK TANGGUNG JAWAB & TABR4K LARI BENARKAH⁉️

KEJADIAN 13 TAHUN LALU VIRAL LAGI ,PEMAIN FTV INI DIDUGA TDK TANGGUNG JAWAB & TABR4K LARI BENARKAH⁉️

CURHAT BANG Denny Sumargo

1,295,402 views 19 days ago

Video Summary

Kisah ini berawal dari kecelakaan tabrak lari yang dialami oleh Adnan 13 tahun lalu, saat ia masih SMA. Luka parah yang dideritanya membuat keluarga sempat kehilangan harapan, namun Adnan berjuang bertahan hidup dengan berbagai komplikasi medis, termasuk meningitis dan kista otak, yang membuatnya menderita selama bertahun-tahun dan bergantung pada alat bantu.

Di sisi lain, pihak yang menabrak, Nadya, yang saat itu masih muda dan baru memulai karier sebagai artis, mengaku tidak berniat melarikan diri dan berusaha bertanggung jawab. Ia beserta keluarganya telah memberikan bantuan finansial hingga ratusan juta rupiah untuk pengobatan Adnan. Namun, upaya komunikasi keluarga Adnan untuk meminta pertanggungjawaban lebih lanjut, termasuk kunjungan, tidak mendapatkan respons yang memuaskan, yang kemudian mendorong keluarga Adnan untuk menyuarakan keresahan mereka di media sosial.

Dialog ini bertujuan untuk mengklarifikasi berbagai kesalahpahaman dan narasi yang berkembang di publik, seperti tuduhan tabrak lari, tidak punya SIM, hingga klaim anak jenderal. Kedua belah pihak, dengan perwakilan hukum masing-masing, berusaha meluruskan fakta, menegaskan bahwa kejadian tersebut tidak disengaja, dan berharap dapat menemukan penyelesaian yang lebih baik, termasuk permintaan maaf dan empati dari pihak Nadya.

Short Highlights

  • Kecelakaan tabrak lari terjadi 13 tahun lalu saat korban masih SMA, menyebabkan luka parah dan penderitaan bertahun-tahun.
  • Pihak yang menabrak mengaku telah memberikan pertanggungjawaban finansial sebesar Rp175-180 juta, termasuk Rp40 juta di akhir.
  • Keluarga korban merasa keresahan mereka tidak mendapatkan respons yang memadai dari pihak yang menabrak, sehingga memilih untuk menyuarakannya di media sosial.
  • Terdapat kesalahpahaman dan narasi negatif yang berkembang di publik, seperti tuduhan tabrak lari dan tidak punya SIM, yang dibantah oleh pihak yang menabrak.
  • Harapan utama dari pihak korban saat ini adalah adanya kunjungan dan empati dari pihak yang menabrak, serta klarifikasi atas berbagai narasi yang dinilai keliru.

Key Details

Kronologi Kecelakaan dan Kondisi Korban [00:00]

  • Kecelakaan terjadi 13 tahun lalu, Adnan masih SMA kelas 2.
  • Adnan mengalami luka parah, rahang lepas, tulang remuk, dan patah tulang kaki.
  • Ia sempat tidak sadarkan diri selama 4 hari dalam kondisi kritis dengan kemungkinan hidup hanya 4%.
  • Dokter sempat menyampaikan kemungkinan Adnan hanya bertahan 4%.
  • Setelah seminggu, Adnan sadar dan bisa merespons, namun belum bisa berbicara.
  • Setahun setelah kecelakaan, Adnan bisa bergerak dan berjalan meski pincang akibat patah kaki.
  • Muncul masalah meningitis akibat retaknya tempurung kepala yang membuat fisiknya lemah.
  • Adnan juga didiagnosis kista otak akibat cairan yang menumpuk karena cedera kepala.
  • Biaya pengobatan bulanan mencapai sekitar Rp4-5 juta lebih, yang memberatkan keluarga.
  • Ayah Adnan terkadang tidak memiliki penghasilan tetap, sehingga Hani, adiknya, yang menjadi tulang punggung keluarga.
  • Hani harus bekerja sampingan dan part-time untuk mencukupi biaya pengobatan Adnan dan kebutuhan keluarga.
  • Ibu Adnan yang memiliki riwayat stroke juga kesulitan merawat Adnan karena harus mengangkat dan memandikannya.
  • Hani merasa lelah dan terbebani dengan kondisi Adnan dan ibunya, serta memikirkan masa depan adiknya.
  • Adnan masih bergantung pada selang untuk makan dan minum, serta memerlukan perawatan khusus.

Kondisi Adnan saat ini sangat memprihatinkan, membutuhkan perawatan khusus dan biaya yang besar, membebani seluruh keluarganya.

Upaya Tanggung Jawab dan Penyelesaian [00:00]

  • Pihak yang menabrak, Nadya, menyatakan bahwa ia tidak berniat melarikan diri dan berusaha bertanggung jawab.
  • Nadya dan keluarganya telah memberikan bantuan finansial sebesar total sekitar Rp175-180 juta, termasuk Rp40 juta di akhir.
  • Awalnya, keluarga Adnan tidak ingin berdamai sebelum Adnan sembuh total, namun akhirnya mengambil jalan damai karena membutuhkan uang.
  • Perdamaian dilakukan di kantor polisi dengan menandatangani surat kesepakatan.
  • Pihak Nadya sempat menawarkan untuk menjenguk Adnan, namun tidak ada konfirmasi lebih lanjut.
  • Nadya menyatakan bahwa ia tidak bisa meminta banyak dari orang tua angkatnya karena keterbatasan finansial.
  • Nadya terus berusaha mencari dana untuk pengobatan Adnan, termasuk menjual tanah warisan keluarga yang dibantu oleh kerabat.
  • Nadya pernah mendatangi rumah sakit dan selalu hadir dalam panggilan BAP kepolisian.
  • Nadya mengaku tidak bisa menuntut banyak karena kondisi keuangan dan keterbatasan orang tua angkatnya.
  • Nadya juga tidak pernah menghilangkan diri, melainkan terus berupaya membantu sesuai kemampuannya.
  • Saat Adnan keluar dari rumah sakit dan bisa beraktivitas serta bekerja, Nadya merasa lega.
  • Nadya juga khawatir jika Adnan bekerja terjadi apa-apa.

Upaya tanggung jawab telah dilakukan dengan memberikan bantuan finansial yang signifikan, namun hambatan komunikasi dan kesalahpahaman masih ada.

Klarifikasi dan Harapan Kedua Belah Pihak [00:00]

  • Pihak Hani (korban) merasa keresahan mereka tidak mendapatkan respons yang memadai dari pihak Nadya, sehingga memilih untuk menyuarakannya di media sosial.
  • Hani merasa kecewa karena DM dan nomor WhatsApp yang dikirimkan tidak dibalas, sementara tetangganya dibalas.
  • Hani menyatakan tujuan memviralkan adalah agar Nadya datang mengunjungi kondisi Adnan saat ini.
  • Nadya membantah menarasikan sebagai tabrak lari, tidak punya SIM, atau anak jenderal, dan merasa dituduh melakukan pembunuhan karakter.
  • Nadya menegaskan bahwa ia memiliki SIM dan tidak pernah mengaku sebagai anak jenderal.
  • Nadya merasa terteror dan terancam akibat narasi negatif yang berkembang, yang berdampak pada psikologis dan pekerjaannya.
  • Pihak hukum Nadya menyatakan bahwa perdamaian di kantor polisi secara hukum sudah selesai dan tidak bisa menuntut pidana atau perdata di kemudian hari.
  • Namun, pihak keluarga Hani melalui pengacaranya berpendapat bahwa perdamaian tidak menghilangkan perbuatan pidana, dan ada cacat hukum dalam perjanjian karena bukan para pihak langsung yang menandatangani.
  • Harapan keluarga Hani adalah Nadya datang ke rumah untuk melihat kondisi Adnan saat ini dan memberikan empati.
  • Nadya menyatakan kesediaannya untuk datang ke rumah Hani, namun menunggu konfirmasi dan merasa bingung dengan niat di balik viralnya isu ini.
  • Kedua belah pihak sepakat bahwa keduanya sama-sama menderita dan berharap dapat menemukan titik temu serta saling memaafkan.
  • Permintaan utama dari Hani adalah Nadya datang ke rumah untuk melihat kondisi Adnan.

Terdapat perbedaan pandangan hukum mengenai status perdamaian dan keinginan kedua belah pihak untuk mencari solusi melalui komunikasi yang baik dan saling memaafkan.

Other People Also See