
PWK – PERNAH JADI KAKA KELAS SUAMINYA ENZY, GOFAR TAU SEMUA KEBANGORANNYA MOLEN KASETRA
HAS Creative
1,761,392 views • 24 days ago
Video Summary
Video ini merupakan perbincangan santai mengenai berbagai topik, mulai dari pengalaman pribadi, hubungan, hingga film terbaru. Pembicara menceritakan momen-momen kocak saat berinteraksi dengan anak-anaknya, kenangan masa SMA, hingga awal mula perkenalannya dengan sang suami. Mereka juga membahas pengalaman saat masa pandemi, termasuk podcast yang sempat tidak ditayangkan karena isinya yang eksplisit.
Diskusi berlanjut ke topik media sosial, terutama Twitter, yang dianggap semakin panas dan membuat para pembicara memilih untuk mengaktifkannya. Ada pula pembahasan tentang pengalaman hidup di luar negeri, di mana mereka mengalami kejadian-kejadian tak terduga dan menakutkan, seperti dilecehkan oleh orang tak dikenal hingga nyaris menjadi korban kejahatan. Pengalaman ini mengajarkan mereka untuk lebih waspada dan menjaga diri.
Puncak perbincangan adalah cerita tentang proses pernikahan, termasuk lamaran yang unik dan kesiapan menghadapi kehidupan baru sebagai istri seorang diplomat. Pembicara juga membagikan pengalaman saat syuting film "Yakin Nikah," yang ternyata memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan hidupnya dan mengajarkan pentingnya mengenal diri sendiri serta menerima kekurangan pasangan. Film ini digambarkan sebagai tontonan ringan, hangat, dan relateable untuk segala usia.
Short Highlights
- Pembicara menceritakan pengalaman lucu dan unik terkait interaksi dengan anak, kenangan SMA, dan awal perkenalan dengan suami.
- Mereka membahas dampak media sosial, khususnya Twitter, yang semakin memanas dan memutuskan untuk mengurangi penggunaannya.
- Pengalaman di luar negeri diwarnai kejadian menegangkan, seperti nyaris menjadi korban kejahatan dan kekhawatiran akan keamanan pribadi.
- Proses lamaran yang tidak biasa dan persiapan pernikahan dengan suami seorang diplomat menjadi sorotan, menekankan kesiapan menjalani kehidupan baru.
- Film "Yakin Nikah" disorot sebagai karya yang memberikan pelajaran hidup, menyentuh emosi, dan mengajarkan pentingnya penerimaan diri serta pasangan.
Cerita Masa Lalu dan Media Sosial [00:00]
- Pembicara membahas tipe "bule-bule" dan perbandingannya dengan orang lain.
- Ada anekdot tentang pendekatan kepada anak-anak, seperti memencet-mencet ketiak.
- Dikenang masa ketika lagu "Ada Cinta" populer saat pembicara berusia 5 tahun.
- Pembicara bercerita tentang interaksi di SMA, di mana salah satu menjadi kakak kelas dan yang lain adalah adik kelas.
- Terjadi perbincangan tentang kepindahan seseorang ke sekolah lain dan dugaan strategi untuk terlihat pintar.
- Disebutkan partisipasi dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler, termasuk bela diri, dan peran sebagai juru bicara.
- Muncul istilah "jiwa pick me" untuk menggambarkan keinginan tampil di depan adik kelas.
- Kenangan masa orientasi siswa dan bagaimana seseorang menjadi "jagoan" di semua eskul.
- Disebutkan bahwa pertemanan yang lebih intens dimulai saat bekerja di TRK.
- Terdapat diskusi mengenai angkatan dan kesamaan angkatan dengan orang lain.
- Dibahas tentang menonton acara "Green Boys" dan dukungan terhadap teman.
- Disebutkan tentang sebuah toko kecil di Kemang yang bernama Piston dan studio VO di seberangnya.
"Pendekatan gua ke anak-anak gue tuh beda."
Podcast dan Kontroversi [04:08]
- Pernikahan dengan suami berlangsung selama 2,5 tahun, menikah pada Mei 2023.
- Terakhir berbicara dengan pembicara lain saat pandemi, saat melakukan podcast bersama di channelnya.
- Ada fakta menarik bahwa mereka pernah membuat sesuatu bersama untuk podcast.
- Podcast tersebut direkam di rumah manajer mereka, Mas Fafa.
- Tayangan podcast tersebut dibatalkan karena isinya yang dianggap "eksplisit sekali" dan "badai menerjang."
- Ada pemikiran untuk menayangkan kembali podcast tersebut jika badai sudah berlalu.
- Pembicara merasa di-judge berdasarkan masa lalu tidak adil, karena dulu masih "goblok."
- Dulu sering menulis tweet ngasal yang jelek-jelekin orang atau ngecengin.
- Masih suka nge-tweet, tapi lebih ke arah "gibah" secara diam-diam.
"Kita bikin sesuatu, kita bikin sesuatu, kita bikin sesuatu direvisi."
Pengalaman di Luar Negeri dan Adaptasi [08:35]
- Terjadi percakapan mengenai bagaimana perkenalan dengan suami, Molen, terjadi. Awalnya melalui DM, lalu dipaksa follow-followan, dan akhirnya chatingan intens.
- Hubungan berlanjut dengan telepon, namun belum pernah bertemu langsung.
- Pembicara sempat mendekati orang lain, memberitahu Molen, yang ternyata mengenal orang tersebut dengan baik.
- Setelah tidak cocok dengan orang lain tersebut, kembali berkomunikasi dengan Molen setelah ibunya sakit COVID.
- Pembicara dikirim ke New York untuk pekerjaan dan menghubungi Molen untuk bertemu.
- Pertemuan pertama di New York bersifat pertemanan biasa, tanpa ada niat romantis.
- Setelah itu, pembicara melakukan road trip ke Las Vegas dan Los Angeles.
- Molen memutuskan untuk menyusul ke Las Vegas, menunjukkan usahanya.
- Pembicara merasa lelah dengan hubungan LDR Indonesia-Amerika, namun melihat usaha Molen.
- Mereka melakukan road trip bersama dari Vegas ke LA.
- Molen mengajak untuk menjalani hubungan yang serius dan eksklusif.
- Pembicara setuju karena akan kembali ke Amerika dalam 6 bulan dan merasa tidak sedang dekat dengan orang lain.
- Mereka menjalin hubungan intens selama 6 bulan dan bertemu kembali di Amerika.
- Lamaran terjadi pada September 2022 di New York.
- Pernikahan dilakukan di Jakarta, dan dua minggu setelahnya pembicara pindah ke DC.
"Gua rasa kan emang tipenya yang bule-bule gitu kayak molen banget banget blasteran bro."
Proses Pernikahan dan Kehidupan Diplomat [18:00]
- Lamaran dilakukan ala bule, tanpa pengumuman formal, namun dengan cincin.
- Pembicara awalnya mengira foto pre-wedding saat lamaran, namun ternyata sudah direncanakan oleh Molen.
- Pembicara sangat gugup saat dilamar, sampai tertawa terbahak-bahak dan diminta diam.
- Ada fun fact bahwa cincin lamaran dibawa sendiri oleh pembicara dari Jakarta, dititipkan oleh ibu Molen.
- Cincin tersebut ternyata kebesaran karena pembicara melakukan diet sebelum ke Amerika.
- Keputusan untuk break dari karir dan mempersiapkan pernikahan menimbulkan kegalauan.
- Pembicara harus siap menjadi istri seorang diplomat, termasuk mengikuti organisasi.
- Ada kekhawatiran akan batasan karir di industri kreatif karena peran sebagai istri pejabat publik.
- Namun, keyakinan pada Molen sebagai "the one" dan keinginan untuk sahabatan sampai tua menjadi pondasi.
- Komunikasi dengan Molen dianggap cocok, saling mengerti bahasa satu sama lain.
- Pembicara merasa siap menjalani kehidupan baru bersama Molen.
- Keinginan untuk keliling dunia dan tinggal di luar negeri terwujud melalui pekerjaan Molen sebagai diplomat.
- Perjalanan selama 11 bulan di luar negeri memberikan pengalaman baru dan kesempatan untuk mengenal diri sendiri lebih dalam.
- Pembicara belajar masak, lari half marathon, dan menemukan kenyamanan dalam "slow living."
- Pengalaman ini memperkuat hubungan dengan suami dan diri sendiri.
"Kayaknya enggak apa-apa deh gua ngobrol sama dia intens kenal karena gue 6 bulan lagi juga bakal ke Amerika sebulan."
Pengalaman Kehidupan di Amerika dan Refleksi [31:51]
- Pembicara menceritakan pengalaman pertama menyetir di Amerika, yang cukup menantang karena harus membiasakan diri dengan jalur kiri dan aturan lalu lintas yang berbeda.
- Pernah mengalami kejadian horor, seperti diikuti oleh orang yang mencurigakan dan hampir menjadi korban kejahatan.
- Pengalaman bertemu dengan tunawisma yang berperilaku aneh juga menjadi cerita tersendiri.
- Ada anekdot lucu tentang mencoba makanan di restoran yang dikira warung biasa.
- Pembicara mengalami penipuan saat membeli rokok di tempat sampah.
- Pengalaman pulang kampung ke Indonesia dan bertemu kembali dengan teman lama.
- Mendapatkan pelajaran penting tentang memfilter informasi dan menjaga privasi di era digital.
- Hubungan dengan teman-teman menjadi lebih kuat karena saling mendukung di masa sulit.
- Film "Yakin Nikah" dibahas secara mendalam, dengan premis utama tentang tradisi "melangkahi kakak" dalam pernikahan.
- Karakter yang diperankan oleh pembicara memiliki konflik internal dan eksternal terkait pernikahan dan perbandingan dalam keluarga.
- Ada momen menyentuh saat adegan syuting film yang ternyata menjawab pertanyaan pribadi pembicara tentang pernikahan.
- Film ini menekankan pentingnya mengenal diri sendiri, menerima kekurangan pasangan, dan tidak menjadi "people pleaser."
- Pembicara merasa film ini sangat humanis dan relatable, karena setiap karakter mewakili berbagai aspek kehidupan manusia.
"Kayaknya udah ditakdirkan buat ada di ada di cerita hidup gue karena mungkin ini ngejawab atau ngerilisin emosi yang beneran tadi yang gue bilang ketahan atau pertanyaan-pertanyaan yang enggak bisa dapat jawabannya di dunia nyata tapi ternyata terjawab dari karakter itu."
Other People Also See



